MENGENANG SERIAL TELEVISI TAHUN 200O.an LEWAT PUISI ASMARADANA, KARYA GOENAWAN M.
karya Goenawan M.
Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun, karena angin pada kemuning.
Ia dengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bimasakti, yang jauh.
Tapi di antara mereka berdua, tidak ada yang berkata-kata.
Lalu ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu.
Ia melihat peta, nasib, perjalanan dan sebuah peperangan yang tak semuanya disebutkan.
Lalu ia tahu perempuan itu tak akan menangis.
Sebab bila esok pagi pada rumput halaman ada tapak yang menjauh ke utara, ia tak akan
mencatat yang telah lewat dan yang akan tiba, karena ia tak berani lagi.
Anjasmara, adikku, tinggalah, seperti dulu.
Bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu.
Lewat remang dan kunang-kunang, kaulupakan wajahku,
kulupakan wajahmu.
Tahun 90.an, cerita rakyat sangat diminati oleh masyarakat Nusantara. pada tahun-tahun tersebut, masyarakat nusantara belum begitu mengenal smartphone seperti pada masa sekarang. begitu banyak hiburan tradisional yang diselenggarakan masyakat, baik secara skala besar misalnya pameran dan pementasan budaya tradisional seperti pentas wayang, tari daerah, dan lain sebagainya. adapun berskala kecil misalnya anak-anak yang memainkan permainan tradisional ataupun mendengarkan cerita-cerita dongeng dari tetuah.
kegemaran masyarakat Nusantara dalam budaya tradisional tersebut membuktikan bahwa masyarakat masih menjaga dan mengentali kehidupan sehari-harinya dengan nilai luhur yang turun-temurun dari nenek moyang.
barulah pada sekitar tahun 2000.an, budaya tradisional sedikit digeser dengan hadirnya televisi. adapun bergesernya budaya tradisional tersebut, tidak menutup silau dari ketertarikan masyarakat dalam budaya lokal, misalnya masih ditayangkannya atau dialihkan-mediakannya cerita rakyat yang biasa diceritakan secara lisan menjadi cerita yang ditampilakn secara visual oleh salura televisi lokal.
pada saat itu, tidak sedikit cerita rakyat yang diangkat kedalam serial televisi, misalnya Damarwulan, Ciung Wanara, Timun Mas, dan lain-lain.
puisi Asmaradana karya Gonawan Mohamad di atas menceritakan kisah cinta yang dilakoni oleh Damar Wulan dengan Anjasmara.
Damar Wulan yang mengetahui kemampuannya untuk pergi berperang sangat pasrah pada takdir. Ia mengetahui musuh yang akan dilawannya merupakan seorang yangs sangat kuat karena memiliki pusaka sakti.
akhirnya, ia berpamitan pada Anjasmara dan memintanya untuk menerima segala takdir yang akan terjadi.
sekian, terima kasih :)
Komentar
Posting Komentar